Menjadi SUKSES memerlukan motivasi, dalam hal ini motivasi belajar. Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni :
1. Faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal,
2. Tujuan yang ingin dicapai,
3. Strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
(Huitt, W. 2001; Thursan Hakim, 2000: 26; Sudarwan Danim, 2004 : 2).
Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan faktor di luar diri disebut ekstrinsik.
Motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.
Otak kita memiliki ratusan neuron atau sel-sel otak yang saling berhubungan. Belajar adalah mencipta dan memperkuat impuls-impuls listrik menempuh neuron-neuron ini. Tapi di antara dan tiap hubungan ada celah kecil yang disebut sinaps. Setiap kita akan belajar hal baru, sinyal listrik itu harus melompati celah kecil untuk meneruskan perjalanan.
Celah antara kedua sel otak amat kecil, tetapi itu tak berarti bahwa setiap sinyal langsung jalan dari satu sisi ke sisi yang lain. Sama halnya menyeberang jurang, serupa manakala kita mempelajari sesuatu.
Struktur kompetitif, struktur individual, dan struktur kooperatif adalah tiga tawaran struktur yang dapat dipilih atau diintegrasikan guna membangkitkan motivasi belajar.
1. Struktur Kompetitif
Struktur pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan formal-tradisional adalah struktur kompetitif. Sistem penilaian yang digunakan dalam struktur ini mendorong siswa untuk berkompetisi dengan kawan-kawannya. Kemampuan mereka diukur dengan nilai dan rank.
Orientasi siswa dan atau mahasiswa adalah “menang atau kalah”. Belajar yang berhasil adalah kalau dapat mengalahkan kawannya sehingga terjadi persaingan dengan segala akibat baik dan buruknya.
Struktur ini memotivasi belajar siswa yang bersifat egoistik, karena kompetisi dalam konteks sistem tradisional menumbuhkan sikap self defense. Namun demikian struktur pembelajaran kompetitif motivasi belajar juga bersifat social comparative. Tujuan belajar tidak semata-mata untuk menguasai sesuatu kompetensi, melainkan untuk menunjukkan kepada siswa lain bahwa ia lebih baik. Ini merupakan salah satu ciri motivasi ekstrinsik.
2. Struktur Individual
Struktur individual banyak dijalankan dalam sistem pendidikan non-formal atau dalam pendidikan formal-tradisional tetapi ada penugasan-penugasan individual sesuai minat masing-masing. Siswa berorientasi kepada pencapaian kompetisi. Bila masih terjadi kompetensi, yang terjadi adalah kompetisi dengan diri sendiri, bukan dengan kawan-kawannya. Suasana bebas dari rasa tertekan.
Umumnya siswa atau mahasiswa percaya bahwa usahalah yang menentukan keberhasilan belajar, bukan semata-mata kemampuan. Dalam struktur pembelajaran ini motivasi belajar siswa berorientasi kepenguasaan sesuatu kompetensi. Sifat motivasinya intrinsik.
3. Struktur Kooperatif
Struktur ini dilaksanakan di kelas-kelas tradisional dalam bentuk kerja kelompok, atau di kelas-kelas pendidikan non-formal. Sikap kompetitif masih ada pada setiap kelompok, tetapi orientasi belajar utamanya adalah kepencapaian suatu kompetensi atau pemecahan masalah.
(Ames, 1984; Haris Mudjiman, 2005).
Dalam kegiatan belajar, motivasi sebagai daya penggerak di dalam diri siswa dan atau mahasiswa yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dengan begitu, motivasi dalam belajar ibarat tanaman yang sesering mungkin disiram agar bertunas, beranting, dan akhirnya rindang dan berbuat lebat.
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar diri siswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar guru, dan sistem pemberian umpan balik. Faktor–faktor dari dalam diri siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, dan motivasi . Motivasi siswa atau mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses. Kendatipun dihadang berbagai kesulitan. Motivasi juga ditunjukan melalui intensitas untuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
Sumber: Universitas Muhammadiyah Makassar